Minggu, 21 Februari 2010

Tarian Menuju Langit

Beberapa hari belakangan ini aku memikirkan tentang struktur atom, molekul, gelombang, keterbatasan indera serta gelombang. Khusus yang terakhir ini akhirnya entah kenapa menjadi menarik dengan memperhatikan ponsel. Kesamaan frekuensi akan menghasilkan koneksi, hubungan, saling berhubungan, berkomunikasi, timbal balik.

Sebuah ponsel, produk abad 20 dimana kita kini hidup. Benda ini sangat memudahkan kita berkomunikasi dimana saja dan kapan saja selama tentunya ada daya yang cukup untuk mentenagainya, BTS, pulsa serta lawannya. Tetapi bukan itu semua yang menarik buatku, yang menarik adalah kesamaan frekuensinya. Ponsel GSM tidak akan bisa berhubungan dengan ponsel CDMA bukan ?

Coba kita bayangkan, bagaimanakah proses sebuah pengiriman pesan singkat atau SMS. Kita mengetikkan karakter dalam layar ponsel kita, menekan tombol OK atau SEND maka karakter-karakter yang kita ketik tadi dalam sekejap akan dirubah menjadi data digital yang dikirimkan dengan sekejap pula ke tower atau BTS terdekat untuk kemudian dikirim lagi ke ratusan kilometer diatas sana, ke satelit Palapa, diproses disana untuk kemudian dilemparkan kembali ke bumi dengan tidak kalah kecepatannya menuju nomer yang dituju. Cepat melesat sampai tujuan. Seandainya mata ini bisa melihat proses yang terjadi itu, sepertinya akan sangat menarik sekali. Berjuta-juta data digital beterbangan menuju BTS, ditendang ke angkasa sana untuk kemudian dihujamkan kembali ke bumi. Semuanya dalam sekejap, mungkin akan tampak seperti hujan meteor.

Sekarang coba kita bayangkan seseorang yang berdoa, memohon sesuatu kepada Tuhan dengan tangan menengadah kelangit bak sebuah antena. Dia mengirimkan pesan kepada Tuhan, keluh-kesahnya, harapan dan segala permintaannya. Doanya itu yang berupa pesan kemudian meluncur “ke langit”, entah perlu BTS atau tidak dan tentu saja tidak, karena mekanisme doa ini adalah direct connection, “data” itu meluncur deras menuju “server langit”, diolah dengan teknologi supra canggih kuadrat. Apakah data itu akan segera mendapatkan respon dari server langit, sebagaimana tadi SMS yang dikirim lewat ponsel ? sepertinya tidak semudah itu bukan ? karena tidak serta merta berdoa, doa langsung dikabulkan bukan ? minta jadi kaya, kemudian dalam sekejap jadi milyader ?

Apabila demikian maka pemandangannya akan berbeda dengan SMS-SMS yang melesat bolak-balik tadi. Bisa jadi ada data doa yang baru melesat untuk kemudian merambat tertatih-tatih, ada yang merambat pelan sekali sejak awal diberangkatkan, ada yang mungkin berputar-putar dulu entah kemana, lebih parah mungkin ada yang tidak sampai karena memang tidak memiliki tujuan yang jelas, mungkin menggunakan protokoler yang tidak diterima oleh server langit. Sebaliknya ada data yang melebihi kecepatan cahaya meluncur deras ke server langit, kemudian mendapatkan balasan lebih cepat lagi dari kecepatan berangkatnya, berupa cahaya-cahaya indah yang ditemani malaikat-malaikat yang sayap-sayapnya mampu menutupi bumi ini. Balasan ini pastinya tidak akan salah alamat, tepat menuju target, siap atau tidak, melebur dengan pengirimnya, menjalankan mekanisme supra canggih mengubah sesuatu sesuai permintaan pengirim data doa tadi. Menciptakan faktor-faktor pendukung terkabulnya doa tadi, sesuai tindak lanjut pengirimnya tadi.

Apabila hanya dengan melihat sebuah bintang jatuh melintas saja sudah membuat kita terpana dan kagum, bagaimana dengan…

Apabila mata kita diberikan keluasaan melihat mekanisme ini, maka bukan saja keindahan dan ketakjuban luar biasa daripada mekanisme SMS tadi yang kita saksikan. Karena apabila SMS hanya manusia yang menggunakannya, maka doa setiap detiknya akan terluncur dari setiap makhluk di bumi ini bahkan seluruh alam semesta. Entah bermiliar-miliar atau lebih dari itu, data-data doa berluncuran menuju “server langit”, berlomba-lomba dengan kecepatannya masing-masing, bahkan dengan warna-warninya (doa baik dan doa buruk) masing-masing, membentuk jalinan harmoni indah, tarian menuju langit. Sungguh Tuhan itu berada dalam kesibukkan atas doa-doa mahkluknya, tidak lupa, tidak tidur bahkan mengantuk. Sungguh sangat beruntung seandainya kita diijinkan menyaksikan tarian menuju langit tadi. Pesta kembang api termegah dalam perayaan apapun tentunya takkan pernah sebanding.

Diawal note tadi aku mengatakan yang menarik dari mekanisme teknologi ponsel adalah tentang kesamaan frekuensi. Sungguh kesamaan frekuensi memiliki hubungan yang menarik dengan teknologi doa, tetapi aku tidak akan bercerita di note ini, akan kulanjutkan di note selanjutnya. Mudahan nanti ada komentar yang menarik sehingga note lanjutannya nanti lebih asyik :D

Ditulis oleh : Firman Ahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar